Selamat Membaca Jangan lupa beri komentar ya & terimakasih atas kunjungannya

Jangan Bangga Dengan Prestasi Kemarin




Dua hari yang lalu, Budi sangat kesal. Sudah dua tahun berturut-
turut hasil penjualan timnya selalu melampaui target. Baru bulan
lalu dia gagal. Wajar dong. Bulan lalu bisnis sedang sulit. Tapi,
bukannya pengertian yang didapatkan. Ternyata atasannya marah-marah.

Masih bagus kalau marah-marahnya di dalam ruangan. Ini marah-marah
di ruang terbuka. Di depan semua orang! Di depan semua anak
buahnya!. Bahkan di depan karyawan dari divisi lain. Benar-benar
bikin malu. Budi kesal sekali.

Seakan-akan seluruh usahanya selama dua tahun ini sia-sia saja.
Seakan-akan atasannya sudah melupakan prestasi kerjanya selama ini.

Apakah beliau sudah lupa ketika selama ini Budi sering pulang
malam, kerja di hari libur, bahkan tidak pernah mengambil jatah
cutinya, karena ingin meningkatkan penjualan? Apakah kesungguhan dan
kejujurannya dalam bekerja tidak diperhitungkan lagi? Budi sakit
hati. Rasanya ingin mengundurkan diri saja dari pekerjaannya.

Untung, anak buahnya memberikan dukungan padanya sehingga Budi
tidak merasa terlalu malu. Bukan dia saja yang dimarahi kan? Bahkan,
Tia yang baru bekerja tiga bulan segera mengeluarkan seluruh data
kliennya yang pernah dihubungi. Tia langsung bekerja. Dia segera
menelepon seluruh klien tersebut satu demi satu. Memang beberapa
gagal ditelepon karena mereka sedang bepergian atau sedang rapat.
Tapi beberapa klien bisa dihubungi.

Pada waktu semua orang merasa sedih dan tegang karena habis
dimarahi, Tia segera membuat janji bertemu pada hari itu juga.
Ternyata tiga orang kliennya bersedia diajak bertemu. Hebat! Tia
langsung berangkat mengunjungi kliennya.

Semua karyawan lainnya mencoba kembali pada pekerjaan mereka masing-
masing. Budi masih uring-uringan. Hatinya masih sakit karena
dimarahi seperti itu. Mengapa atasan tidak mau menerima hasil
penjualan yang jelek? Kan baru satu kali? Kalau berbulan-bulan
gagal, bolehlah marah. Ini kan baru satu kali? Hari itu Budi tidak
bisa berpikir.

Keesokan harinya, Tia datang pagi-pagi dengan ceria. Wajahnya penuh
senyum. Ternyata kemarin Tia berhasil mendapat order dari dua klien
yang ditemuinya. Semua orang kaget. Mereka tidak menjual apa-apa
kemarin.

Memang beberapa orang menemui klien, tapi tidak terjadi penjualan.
Hasil penjualan Tia memberikan angin segar kepada semua orang. Budi
sendiri merasa lebih segar hari itu. Tia sendiri juga sedang sangat
gembira. Dia kan masih terhitung karyawan baru? Baru tiga bulan
bekerja. Baru lulus masa percobaan. Tapi hasil penjualan Tia kemarin
luar biasa.

Semua orang bertanya mengapa Tia bisa memperoleh dua order dalam
sehari. Dengan polos Tia bercerita. Ketika kemarin melihat atasannya
marah-marah, ada satu kalimat yang sangat diingat Tia. Atasannya
berkata: "Jangan hanya bangga dengan keberhasilan masa lalu! Itu
hanya kenangan.

Kebanggaan itu tidak ada gunanya kalau keberhasilan masa lalu tidak
dipertahankan. Buatlah diri kalian bangga dengan keberhasilan setiap
hari! Dengan keberhasilan setiap minggu! Dengan keberhasilan setiap
bulan!"

Insiprasi

Mendengar kata-kata itu, Tia seperti mendapat inspirasi baru. Betul
juga ya? Dia sempat terlena dengan keberhasilan penjualan timnya.
Selama dua bulan dia bekerja, target selalu tercapai.

Di bulan ketiga ini Tia merasa memang kerjanya lebih santai. Terlena
dengan keberhasilan sebelumnya. Lagipula dua bulan berturut-turut
bekerja giat, rasanya ingin istirahat juga. Makanya, bulan lalu Tia
tidak menghasilkan apa-apa.

Tapi kemarin, dia tergugah oleh kata-kata atasannya. Memang
keberhasilan harus dipertahankan. Bagaimana caranya? Mulai dari
keberhasilan setiap hari, lalu keberhasilan setiap minggu, lalu
keberhasilan setiap bulan.

Kalau dia bisa membuat keberhasilan setiap hari, maka pasti minggu
yang dijalani akan menjadi minggu yang berhasil. Kalau setiap minggu
adalah minggu yang berhasil, maka sudah pasti bulan itu akan menjadi
bulan keberhasilan. Jadi kuncinya adalah mencari keberhasilan setiap
hari. Lebih mudah dan lebih ringan untuk dilakukan.

Karena itu Tia kini mencoba mengatur agar setiap hari menjadi hari
keberhasilan. Mungkin dia belum tentu bisa menjual setiap hari, tapi
setiap hari tetap bisa diisi dengan keberhasilan.

Kemarin terjadi dua penjualan dan satu janji untuk mengirimkan
brosur. Hari ini brosur harus segera dikirim sesuai dengan janjinya.
Pagi ini Tia juga berhasil menelepon pelanggan yang biasanya sulit
ditelepon karena terlalu sibuk. Berarti itu juga sebuah
keberhasilan. Menyenangkan juga.

Dia bisa mengisi setiap hari menjadi hari keberhasilan. Wah, hidup
ini menjadi menyenangkan bagi Tia. Dia merasa lebih hidup. Bekerja
menjadi lebih mengasyikkan.

Budi malu mendengar cerita Tia yang polos. Kemarin dia sakit hati,
malu, dan tersinggung karena dimarahi di depan orang lain, makanya
kemarin perkataan atasannya tersebut tidak diperhatikan.

Tapi Tia lain. Ketika dimarahi kemarin, dia mendengarkan. Akibatnya
Tia mendapat ilmu baru. Menjadikan setiap hari menjadi hari penuh
keberhasilan. Budi juga ingin begitu. Fill your day with
achievement! With Success! Have successful days, weeks, and months!

Sumber: Potensi Diri - Sukses oleh Lisa Nuryanti, Pemerhati Etika
dan Kepribadian

1 komentar:

  1. setuju kawan..today must better than yesterday :) and tomorrow must better than today

    BalasHapus