Selamat Membaca Jangan lupa beri komentar ya & terimakasih atas kunjungannya

MAN JADDA WAJADA



Siapa bersungguh - sungguh maka dia akan berhasil

By ASN

Ungkapan tersebut diatas banyak ditemui di Novel “Negeri 5 Menara” yang baru saja saya khatamkan, kisah " true story " sang pengarang (A. Fuadi ) ini mengungkap sisi kehidupan Santri dibalik Pesantren Gontor, Ponorogo, sebuah kehidupan yang selama ini terlepas dari dunia ramai. Kisah inspiratif dari 5 (lima) tokoh anak muda yang berbeda latar belakangnya ini cukup menarik untuk dikaji, dipahami, bila perlu diambil hikmah untuk pengembangan diri.

TOKOH ALIF ( sang Pengarang ), adalah sosok muda sederhana dari Danau Maninjau - Sumatera Barat, ia memiliki impian setelah lulus Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) akan melanjutkan sekolah ke SMA, namun sang Ibu memaksa untuk masuk Pesantren Gontor ( Pesantren Madani ), Alif harus menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal, Himpitan (karena ia merasa susah menghafal), kompetisi yang ketat baik antar siswa maupun antar kelas, disiplin yang super keras menjadi pelajaran dan pengalaman hidup yang ia timba selama dalam pesantren.Walau dengan semangat juang yang jatuh bangun dan naik turun, pada akhirnya ia justru mensyukuri bisa bersekolah sesuai pilihan Ibunya ini, akhir cerita Alif yang alumni Ponpes Gontor, HI Unpad; George Washington University; dan Royal Holloway University of London ini bekerja di Majalah Tempo, dan VOA di Washinton DC dan Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi.

• Hikmah yang terpendam dari sepotong kisah ini adalah :

o Kadang kita tidak punya kesempatan untuk memilih, seringkali kita dihadapkan untuk melakukan sesuatu yang tidak kita sukai dan dengan sangat terpaksa harus kita lakukan, namun bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang sungguh - sungguh pula ( man jadda wajada )

o Kompetisi yang ketat, yang resiko bila kalah adalah malu atau akan mendapatkan hukuman berat (dicukur plontos atau bahkan dipulangkan ), menghasilkan " intimidasi positif yang mencambuk seseorang untuk berani menerjang ketidak mampuan, kemalasan, kelemahan bahkan muncul kekuatan baru yang semula tidak terpikirkan.

o Paradigma menghadapi Ujian Lisan dan tertulis yang melelahkan, menegangkan dan menakutkan, dirubah menjadi pesta test yang disyukuri dan dinantikan, dan disambut dengan penuh suka cita. Selayaknya lah kita berlaku seperti itu, harus ditumbuhkan kesadaran dalam lubuk hati kita, bahwa kita harus menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang sulit, yang tidak semua orang mampu mengerjakan, dan pimpinan kita telah MEMILIH kita untuk mengerjakan kesulitan tersebut. Inilah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa kita mampu mengerjakan setiap kesulitan yang datang. Kita justru bersyukur karena masih dihadapkan dengan “ kesulitan” sehingga perusahaan ini masih membutuhkan kehadiran kita.


TOKOH BASO : Anak yatim piatu dari Sulawesi ini hidup dengan Nenek yang hanya berjualan nasi di depan rumah, biaya sekolah didapat dari belas kasihan tetangganya yang bersedia menyisihkan sedikit hasil tangkapan ikannya untuk membiayai sekolahnya. Baso adalah sang Juara Kelas dan berupaya keras untuk menghafalkan Al Quran ( 30 Juz ), Ia bukan seorang yang cerdas dengan daya tangkap yang cepat, ia hanya berjuang / belajar lebih semangat dan lebih banyak ketimbang rekan-rekannya, sampai-sampai ia mengorbankan untuk tidak ikut kegiatan Ekskul baik olah raga, kesenian, kaligrafi, dll. Karena nenek nya sakit-sakitan, maka dengan berat hati ia memutuskan untuk keluar dari pesantren pada awal kelas 3 (tiga), kembali ke kampung halamannya untuk mengajar Bahasa Arab di salah satu Pesantren yang kebetulan dikhususkan bagi penghafal Al Quran, Beberapa tahun kemudian Baso berada di Madinah untuk melanjutkan Kuliah S2, ia mendapatkan Bea Siswa dari Pemerintah Saudi Arabia karena ia seorang hafidz ( penghafal Al Quran )

o Hikmah yag terpendam dari sepotong kisah Baso ini adalah :


o Kepandaian dan keberhasilan didapat dengan perjuangan, semakin keras berjuang maka akan semakin hebat hasilnya, bila ingin menjadi juara/pemenang, maka perjuangan yang kita lakukan harus melebihi dari orang lain, Juara Dunia renang hanya selisih sekian centimeter dari rival terdekatnya, demikian pula sang peloncat tinggi, Formula , peloncat tinggi dll.

o Baso ingin hafal Al Quran karena ia tahu bahwa bila seorang anak mampu menghafal Al Quran, maka orang tuanya yang telah wafat akan dianugerahi Jubah dan Mahkota oleh Sang Maha Pencipta, Obsesi ini yang ia wujudkan, ia ingin orang tuanya di alam Baka bangga dengan Jubah dan Mahkota tersebut. Impian dan harapan adalah Dermaga yang akan disinggahi, namun "keyakinan" yang tertanam kokoh di dalam dadanya akan menjadi roda penggerak untuk mencapai dermaga tersebut

o Untuk mencapai suatu keberhasilan, kadang memerlukan " pengorbanan", namun bila disertai dengan " keikhlasan " maka pengorbanan seberat apapun akan menjadi ringan

o Keajaiban dan Anugerah dari Tuhan Yang Maha Memiliki seringkali datang tak diduga. Maka selain perjuangan, ada satu kekuatan luar biasa yang harus dilakukan oleh insan manusia, yakni BERDOA. Karena dengan ijinNya lah semua akan bisa terjadi ( “kun fayakun” - terjadi, maka terjadilah )

Cerita diatas menunjukkan bahwa dengan keterbatasan, kelemahan, ketidak-mampuan, ketidak-mauan bila dikelola dengan baik, maka justru akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa hebat. Satu pepatah Arab yang mungkin dapat kita renungkan bersama “ Man thalabal ula saharil layali”, Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, akan bekerja sampai larut malam”

Salam sukses,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar